您现在的位置是:quickq是什么软件 > 综合

Agar Hasil Quick Count Pilpres Tak Bikin Stres dan Asam Lambung Naik

quickq是什么软件2025-05-23 07:40:14【综合】5人已围观

简介Jakarta, CNN Indonesia-- Pemungutan suara di Pemilu2024 sudah selesai. Proses selanjutnya yang dilak quickq.net

Jakarta,quickq.net CNN Indonesia--

Pemungutan suara di Pemilu2024 sudah selesai. Proses selanjutnya yang dilakukan saat ini adalah hitung cepat atau quick count.

Agar Hasil Quick Count Pilpres Tak Bikin Stres dan Asam Lambung Naik

Meski belum mengeluarkan hasil resmi, namun hasil quick countdari berbagai lembaga survei sudah menampakkan beberapa hasil. Melihat hasilnya, tak semua orang senang, apalagi kalau ternyata jagoan pilihannya memiliki angka quick count yang lebih rendah dibanding paslon lainnya.

Kalau sudah begini, banyak orang bisa stres dan asam lambung naik. Jangan abaikan masalah ini karena bisa membahayakan kesehatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Ashwin, pesta demokrasi seharusnya menjadi momen yang menyenangkan walau memang sedikit menegangkan. Karenanya, ia menyarankan untuk tidak berlarut-larut memikirkan hasil pemilu karena bisa memicu stres yang lebih buruk.

Lihat Juga :
5 Tanda Diet yang Tidak Sehat, Bisa Dirasakan oleh Tubuh

"Move on. Lanjutkan hidup, perbanyak hal-hal yang menyenangkan, seperti hobi, liburan, di luar pekerjaan yang rutin dikerjakan," sarannya.

"Semoga semua bisa menjalankan pemilu dengan happy, bisa menerima menang atau kalah, sehingga nggak terlalu banyak stres, dan masuk rumah sakit karena komorbidnya pada kambuh.

Tak dimungkiri, stres memang bisa memicu berbagai masalah kesehatan.

Berikut beberapa masalah kesehatan yang disebabkan oleh stres:

1. Perut dan pencernaan

Apakah Anda pernah merasa ngilu di bagian usus? Atau merasa ada kupu-kupu yang beterbangan di perut? Jika pernah, maka Anda tentu tahu bahwa stres berdampak pada sistem pencernaan.

Otak dan usus saling terhubung dan secara konstan berkomunikasi satu sama lain.

"Stres bisa memengaruhi setiap bagian di sistem pencernaan," ujar ahli gastroentrologi dari Wake Forest University, AS, dr Kenneth Koch, mengutip EverydayHealth.

Lihat Juga :
9 Manfaat Rutin Minum Air Rebusan Serai, Bisa Redakan Anxiety

Koch mengatakan bahwa stres mampu meningkatkan asam lambung, mual, dan diare atau sembelit. Dalam kasus yang lebih serius, stres dapat menyebabkan penurunan aliran darah dan oksigen menuju perut yang dapat menyebabkan kram, peradangan, atau ketidakseimbangan bakteri usus.

Usus dikendalikan dalam bagian sistem saraf pusat di otak dan tulang belakang. Selain itu, usus juga memiliki jaringan neuron sendiri yang dikenal sebagai sistem saraf enterik dan intrinsik.

Sistem saraf di usus juga disebut memiliki pengaruh yang besar. Tak heran jika para ilmuwan menganggapnya sebagai 'otak kedua' sebagaimana yang tercatat di Scientific American.

2. Kulit

Stres menyebabkan respons kimia dalam tubuh yang membuat kulit lebih sensitif dan reaktif. Pada kondisi tertentu, kondisi itu juga bisa mempersulit penyembuhan masalah kulit.

Sebagaimana kita ketahui, stres memicu produksi hormon kortisol yang bakal menghasilkan lebih banyak minyak. Dalam kondisi itu, kulit juga akan lebih rentan terhadap jerawat dan masalah kulit lainnya.

Mengutip WebMD, stres bisa menimbulkan beberapa masalah kulit seperti psoriasis, rosacea, dan eczema. Selain itu, stres juga bisa menyebabkan gatal-gatal dan ruam.

"Selain itu ada juga perilaku-perilaku lain yang merusak kulit dan dilakukan saat stres," ujar ahli dermatologi Brigham and Women's Hospital, Boston, AS, dr Abigail Waldman, mengutip Allure. Dia mencontohkan seperti kebiasaan menggaruk kulit atau menarik-narik rambut saat stres.

Lihat Juga :
7 Makanan yang Tak Boleh Dikonsumsi Bersamaan dengan Telur

3. Jantung

Tak cuma pada pencernaan dan kulit, stres juga berdampak pada kesehatan jantung.

Sebuah penelitian di Amerika Serikat pada 2014 lalu memberikan penjelasan tentang hubungan antara stres psikologis dan kerusakan jantung.

Mengutip Times, peneliti memperhatikan kadar sel darah putih dalam tubuh. Setelah sepekan bekerja dengan penuh tekanan, jumlah sel darah putih meningkat.

Penelitian lain yang dilakukan Harvard University pada 2017 lalu menyebutkan bahwa mereka yang memiliki aktivitas tinggi di bagian amygdala (bagian otak pembentuk emosi) berisiko terkena serangan jantung.

4. Sistem kekebalan tubuh

Saat stres, tubuh merangsang sistem kekebalan tubuh untuk bekerja. Dalam kondisi itu, tubuh akan melepaskan hormon kortisol yang akan menghambat pelepasan histamin dan respon peradangan untuk melawan zat asing. Mengutip MayoClinic, dengan begitu tubuh akan lebih rentan terserang penyakit.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Leukocyte Biology menyebutkan bahwa jenis stres tertentu dapat berinteraksi dengan sel kekebalan tubuh yang merespons sel alergen hingga menimbulkan gejala fisik.

很赞哦!(39)